Twitter Melambat, Indonesia Masih Antusias

Jakarta - Dibandingkan sejumlah negara maju yang mulai jenuh dengan Twitter, Indonesia kembali menjadi anomali mengingat masih tingginya antusiasme pengguna sosial media di negeri ini.

Pertumbuhan pengguna Twitter diprediksi akan terus melambat dalam empat tahun mendatang karena di sejumlah negara maju sudah memasuki tahapan kejenuhan. Sementara animo yang masih tersisa datang dari pengguna di negara berkembang, seperti Indonesia dan India.


Situs eMarketer dalam laporan terbarunya seperti dikutip detikINET, Selasa (20/6/2014), mengatakan bahwa pengguna Twitter secara global pada tahun 2014 ini akan tumbuh 24,4% atau menjadi 227,5 juta pengguna dari 182,9 juta pengguna di 2013.


Sementara pada 2015 pengguna Twitter secara global akan mencapai 269,6 juta atau tumbuh 18,5% dan di 2018 mencapai 386,9 juta pengguna atau hanya mengalammi pertumbuhan 10,7%.


Pada 2014 ini pengguna dari kawasan Asia Pasifik akan memimpin pertumbuhan dngan 32,8%. Jika tiongkok tidak memblokir situs ini, pada 2018 penggunanya bisa saja menembus 400 juta secara global.


Pertumbuhan dari pengguna Twitter paing besar di negara berkembang seperti Indonesia dan India. Kedua negara ini mengalami pertumbuhan sekitar 50% dari sisi pengguna.


Di Indonesia pada 2014 ini, diperkirakan masih tumbuh sekitar 61,7%. Namun pertumbuhan itu juga akan menurut sehingga pada 2018 hanya menyisakan 18,1%. Pengguna Twitter di Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 15,3 juta.


Terlepas dari pertumbuhan pengguna yang melambat, Twitter baru saja mendapatkan kerjasama dari Omnicom Media Group senilai USD 230 juta untuk dua tahun mendatanng.


Omnicom adalah agensi periklanan yang memiliki pendapatan USD 14,5 miliar di 2013. Sayangnya, walau sudah mendapatkan klien kelas kakap, saham Twitter tak juga bergerak naik.

(rou/ash)