Alibaba, dari Apartemen Kumuh Menjelma Jadi Raksasa

Jakarta - Ada salah satu cerita populer dari kisah 1001 Malam tentang seorang pemuda bernama Alibaba yang menemukan gua berisi harta karun. Seperti halnya kisah itu, situs e-commerce Alibaba dari China pun menemukan harta karun dari meledaknya penetrasi internet.

Ada satu persamaan antara Alibaba dengan raksasa interenet asal Amerika Serikat seperti Facebook atau Google. Mereka bermula dari ruang yang kecil sebelum melompat menjadi perusahaan besar.


Bermula dari tahun 1999, Jack Ma bersama dengan 18 pendiri lainnya menemukan sebuah salah satu 'harta karun' dari penetrasi intenet yakni, e-commerce. Di sebuah apartemen kecil nan kumuh di Hangzhou, China, maka terbentuklah Alibaba Group.


Nama Alibaba sendiri memang dipilih karena terinspirasi dari dongeng itu. Secara spesifik Alibaba ingin membuka sebuah keajaiban, seperti halnya mantra yang dirapalkan 'Open Sesame'.


Setahun setelah Alibaba Group berdiri, mereka mendapatkan pinjaman dari sejumlah investor seperti Softabank, Goldman Sachs, Fidelity dan banyak lagi dengan nilai USD 25 juta. Dua tahun kemudian, Alibaba pun mulai menghasilkan keuntungan.


'Kegilaan' dari cerita Alibaba berlanjut, dimana pada tahun 2005 mereka menjalin kerjasama dengan Yahoo. Nantinya Alibaba akan menjalani Yahoo di China. Walaupun kemudian, mereka pecah kongsi dan Alibaba membeli kembali (buyback) seluruh saham miliknya di Yahoo.


Jack Ma yang disebut-sebut sebagai Jeff Bezos dari China ini memang sangat tekun dan gigih mengembangkan perusahaan yang dimilikinya. Dua dari beberapa layananya yakni Taobao dan Alipay terbilang sangat sukses.Next


(tyo/ash)