Kabel FO Jadi Sasaran Maling karena Dikira Mahal

Jakarta - Aksi pencurian terhadap fasilitas infrastruktur milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih sering terjadi. Seperti kasus terbaru yakni pencurian infrastruktur jaringan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) milik PLN di Garut atau perusakan jaringan pipa minyak Pertamina di Subang.

Aksi pencurian atau perusakan juga menimpa jaringan telekomunikasi milik PT Telkom Tbk. OSM Communication PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Pujo Pramono mengakui jaringan kabel optical fiber milik perseroan beberapa kali pernah dicuri. Umumnya peritiwa tersebut terjadi pada kawasan hutan atau daerah perbatasan antar kota yang sepi penduduk.


"Mereka mengira bisa jual kabel tembaga. Dipotong 10 meter terus dijual. Padahal itu hanya kabel fiber optic. Itu nggak bisa dikilokan dan mereka salah duga," kata Pujo kepada detikFinance, Jumat.


Peristiwa pencurian jaringan atau perusakan fasilitas telekomunikasi umumnya terjadi di luar Jawa. Meski demikian, Telkom memiliki sistem atau prosedur keamanan untuk menjaga fasilitas miliknya. Jika terjadi pencurian pada jaringan kabel optic fiber, dalam waktu sekejab langsung diketahui.


"Kalau ada kabel tercuri langsung ada alarm. Titiknya di mana ketahuan," sebutnya.


Jika terjadi pencurian, Pujo membenarkan akan muncul gangguan layanan. Namun Telkom juga memiliki jaringan cadangan atau back up sebagai solusi.


"Ya gangguan traffic-nya," jelasnya.


Pujo menjelaskan untuk tahun 2014 ini, praktis kantor pusat belum menerima laporan terkait aksi pencurian atau vandalism terhadap fasilitas milik perseroan.


"Tahun lalu ada cuma nggak banyak. Kalau tahun ini belum ada laporan," sebutnya.


(feb/ang)