Bioinformatika dan Investasi Industri Farmasi

Jakarta - Menristekdikti M. Nasir menyatakan bahwa semua penelitian perguruan tinggi akan dievaluasi agar dapat dibawa ke hilir. Beliau juga menekankan, mempertemukan peneliti dengan dunia usaha merupakan salah satu prioritas kementriannya.

Sebagai bagian dari revolusi mental, hal ini sangatlah baik dan patut didukung, karena negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman sudah lama memiliki program studi Phd berbasis industri, dan mereka memiliki inkubator bisnis yang mumpuni.


Bioinformatika sebagai salah satu ilmu pendukung dalam dunia kesehatan dan farmasi, dapat berperan sebagai instrumen hilirisasi penelitian tersebut.


Sebagai industri yang sangat penting, karena kesehatan jiwa dan raga tak ternilai harganya, maka hal ini harus dipertimbangkan. Bagaimanakah caranya?


Bioinformatika di Industri Farmasi


Praktisi dunia kesehatan dan farmasi sepakat bahwa investasi pada indusri farmasi sangatlah panjang dan perlu kesabaran. Pengembangan obat dan vaksin memerlukan waktu panjang dan invenstasi yang sangat besar, bisa antara 10-20 tahun dan investasi sampai USD 500 juta.


Banyak kandidat obat dan vaksin yang gagal pada uji klinis, karena efek yang tidak diinginkan pada pasien. Oleh sebab itu, pada dunia kesehatan, uji klinis adalah ujian tersulit sebelum hasil penelitian kesehatan memasuki pasar. Next


(ash/ash)