4G Jangan Sampai Korbankan 180 Juta Pelanggan 2G

Jakarta - Rencana pemerintah untuk mempercepat implementasi mobile broadband 4G LTE di spektrum 1.800 MHz mendapat sambutan baik. Layanan 4G akhirnya bisa dikembangkan dengan agregasi kanal bersama pita 900 MHz.

Namun diingatkan oleh pengamat telekomunikasi Teguh Prasetya, euforia 4G di 1.800 MHz jangan sampai akhirnya menumbalkan layanan existing 2G yang masih banyak digunakan pelanggan di spektrum tersebut.


"Jangan terburu-buru dan harus benar-benar direncanakan secara matang, hati-hati, dan seamless implementasinya. Agar ratusan juta user terutama yang menggunakan frekuensi 1.800 MHz tersebut tidak terkena dampak," ujar Teguh yang juga mantan petinggi operator telekomunikasi, saat berdiskusi dengan detikINET, Kamis (15/1/2015).


Seperti diketahui, di spektrum 1.800 MHz saat ini ditempati oleh Telkomsel dengan lebar pita 22,5 MHz, Indosat dengan 20 MHz, XL Axiata 22,5 MHz, dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) dengan 10 MHz.


Sayangnya, blok frekuensi itu terpisah-pisah alias tidak contiguous (berdampingan). Itu sebabnya, perlu dilakukan relokasi untuk penataan frekuensi agar bisa berurutan sebelum akhirnya bisa menyelenggarakan 4G LTE di 1.800 MHz.


Ada tiga opsi untuk urutan kanal yang tengah dibahas Kementerian Kominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia bersama para operator, yakni opsi pertama XL, Indosat, Telkomsel, Tri. Opsi kedua, XL, Telkomsel, Indosat, Tri. Dan opsi ketiga XL, Tri, Indosat, Telkomsel.


Namun yang jadi permasalahan di sini, ada lebih dari 180 juta pelanggan 2G di Indonesia yang masih terikat dengan network di spektrum di 1.800 MHz dengan rincian Telkomsel 90 juta, Indosat 35 juta, XL 30 juta, dan Tri 20 juta.Next


(rou/ash)