Inggris-AS Latihan Perang Cyber

Jakarta - Inggris dan Amerika Serikat akan menjalani simulasi perang cyber sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan baru untuk melawan pelaku kejahatan di dunia maya.

Simulasi pertama, yang akan melibatkan skenario di bidang keuangan, akan berlangsung akhir tahun ini.


Dalam skenario tersebut, sebagaimana diungkapkan kantor Perdana Menteri Inggris di Downing Street, London, akan ada serangan terhadap Bank of England dan bank-bank komersial lainnya. Kota London dan Wall Street pun bakal turut diserang.


Latihan, yang merupakan bagian dari kerja sama pertahanan cyber antara Inggris dan AS ini, dilakukan setelah adanya serangan terhadap Sony Pictures dan Pusat Komando AS.


Kepada wartawan BBC, Nick Robinson, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan serangan cyber merupakan serangan besar yang kita hadapi pada era modern.


Untuk itu, kata Cameron, pemerintah Inggris akan menyediakan dana untuk melatih agen-agen khusus di bidang serangan. Sebelumnya, pada 2013 lalu, Badan Audit Nasional Inggris memperingatkan bahwa kurangnya jumlah tenaga kerja yang terlatih menghambat peperangan melawan kejahatan cyber.


"Ini adalah sinyal yang menandakan bahwa sudah waktunya meningkatkan upaya. Ini juga mengenai melindungi data rakyat, keuangan rakyat serangan ini benar-benar punya dampak besar terhadap kesejahteraan rakyat," kata Cameron.


Beberapa hari lalu, kelompok yang menamakan diri mereka Cybercaliphate atau Kekhalifahan Maya mengunggah daftar nama dan nomor telepon personel militer Amerika Serikat di Twitter.


Satu pesan berbunyi, "Tentara Amerika Serikat, kami datang, berhati-hatilah".


Cybercaliphate juga mengunggah pesan, "sudah di sini, kami ada di komputer Anda, di setiap pangkalan militer". (ash/ash)