Maksud memburu di sini adalah drone tersebut akan bisa terbang mengikuti targetnya, dalam hal ini manusia, tanpa perlu dikontrol. Intel pun menunjukkan kemampuan drone-nya itu dalam sejumlah demonstrasi.
Adalah RealSense, teknologi di balik kemampuannya, yang dipamerkan oleh CEO Intel Bryan Krzanich dalam presentasi tersebut. RealSense akan membuat drone bisa melakukan banyak hal, seperti mengenali wajah seseorang, membaca emosi, dan lainnya.
Dalam demo tersebut terlihat sebuah drone yang dilengkapi dengan kamera tiga dimensi. Drone ini bisa terbang mengikuti seseorang berbaju hitam ke manapun ia bergerak.
Di lain kesempatan, drone ini bisa meloloskan diri dari sebuah lorong yang mempunyai banyak hambatan. Namun di ujung lorong drone itu berhenti, karena terhalang oleh pintu. Begitu pintu itu terbuka, ia kembali melanjutkan perjalanannya.
Ada juga drone mini bernama Nixie yang ketika tak terbang akan tersimpan di pergelangan tangan si pemilik, layaknya sebuah jam tangan, seperti yang dikutip detikINET dari Gizmodo, Rabu (7/1/2015).
Julukannya adalah selfie drone, karena ia dilengkapi sebuah kamera dan bisa mengambil gambar si pemiliknya, layaknya melakukan selfie. Ketika diperintah untuk mengambil foto, Nixie akan terbang sedikit menjauh dari pemiliknya sebelum akhirnya menjepretkan kameranya.
Nixie dibuat oleh sekelompok mahahsiswa dari Stanford University yang memenangkan kontes 'Make It Wearable' yang disponsori Intel pada bulan November 2014 lalu.
(asj/ash)