"(4G LTE di Frekuensi) 900 kan kemarin sudah tetapi ekosistem yang paling bagus di dunia ini memang 1.800," sebut Menkominfo Rudiantara usai jumpa pers di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Karenanya Kominfo dengan operator akan mempercepat implementasi 4G LTE di frekuensi tersebut. Rencana pita broadband sendiri memang menjadi prioritas kerja Kominfo hingga 2019.
"Ekosistem itu handsetnya, yang tersedia paling banyak di 1.800. Kesiapan back office-nya juga di 1.800 itu," kata Rudiantara.
Ditambahkannya, secara bertahap setelah mengeluarkan kebijakan net neutrality di frekuensi 1.800 maka sasaran selanjutnya adalah frekuensi 2,1. Yang terpenting adalah mempercepat implementasi 4G di Indonesia.
Layanan 4G LTE yang saat ini bergulir di Indonesia masih masih terbatas di beberapa wilayah lantaran baru dialokasikan 5 MHz di frekuensi 900 MHz dengan kecepatan paling tinggi di angka 30-36 Mbps.
Namun jangan khawatir layanan 4G tak akan berhenti sampai di situ. Ketika frekuensi lain untuk 4G telah dibuka, harapan akan internet yang jauh lebih ngebut dan penyebarannya semakin luas bakal terbuka.
Di 900 MHz, layanan 4G untuk Telkomsel, XL dan Indosat cuma disokong dengan frekuensi selebar 5 MHz. Alhasil, kecepatannya belum maksimal karena lebar pita frekuensi ideal untuk 4G minimal 15 MHz atau 20 MHz. Pasalnya, ketiga operator tersebut masih harus melayani pelanggan 2G di 900 MHz.
Sementara di spektrum 1.800 MHz, frekuensi yang tersedia mencapai 75 MHz, dimana Telkomsel menguasai 22,5 MHz, Indosat 20 MHz, XL 22,5 MHz, dan sisanya Tri dengan 10 MHz. Namun sayangnya, blok frekuensi itu terpisah-pisah alias tidak contiguous.
Pemerintah menggunakan alasan posisi yang tak ideal itu sebagai alasan belum dibukanya 4G di 1.800 MHz. Pemikiran pemerintah adalah jika frekuensi 1.800 MHz dinetralkan, akan semakin sulit menatanya ke depan. Padahal, frekuensi ini salah satu andalan untuk melayani pelanggan 2G di Indonesia. (rns/ash)