XL Kaji Untung Rugi Bisnis MVNO

http://us.images.detik.com/content/2015/01/07/328/dian46.jpgDian Siswarini (dok. xl)


Jakarta - Skema mobile virtual network operator (MVNO) atau operator virtual ‎dalam waktu dekat akan diadopsi di Indonesia sejak Bakrie Telecom memutuskan bergabung dengan Smartfren Telecom. Skema seperti itu mungkin saja ikut diadopsi operator lain, XL Axiata misalnya.

Namun demikian, XL sendiri masih pikir-pikir untung ruginya. Pasalnya, menurut Dian Siswarini, Wakil Presiden Direktur XL Axiata yang baru saja diangkat, skema MVNO dari hasil pengamatannya saat di regional, belum semuanya menguntungkan.


"MVNO ‎memang bisa memberikan dinamika yang berbeda di industri telekomunikasi.‎ Pemain di market bisa lebih banyak dibanding pemegang lisensi frekuensi. ‎Ada yang sukses, tapi ada juga yang tidak sukses di luar‎," ujarnya di Grha XL , Jakarta, Rabu (7/1/2015).


Dian yang sempat enam bulan jadi petinggi Axiata Group di Malaysia, turut mengamati model bisnis MVNO itu. Kata dia, tantangannya adalah ‎bagaimana membuat bisnis model yang pas, dan diakui itu memang susah.


Karena menurutnya, margin bisnis MVNO itu tidak banyak, dan ketergantungan terhadap pemegang lisensi dan biaya operasionalnya juga besar.


"‎Ada beberapa MVNO player yang bisa berhasil.‎ Tapi tergantung dinamika marketnya, ‎karena keberhasilannya ditunjang bisnis model yang tepat," kata Dian. "Jadi ‎kita masih kaji MVNO buat kita," pungkasnya.


MVNO sendiri adalah sebuah layanan bergerak yang menyewa atau memakai spektrum frekuensi milik Mobile Network Operator (MNO) melalui suatu perjanjian bisnis. MVNO dalam hal ini dapat hanya berperan sebagai reseller dari MNO atau bisa membangun infrastrukturnya sendiri yang dibutuhkan sesuai dengan teknologi dan izin spektrum frekuensi yang dimiliki oleh MNO.Next


(rou/ash)