"Penataan ini bukan untuk menyetop perangkat 2G, tapi dissentified. Harus dilakukan secara smooth, secara mulus lah," kata menteri yang akrab disapa Chief RA ini saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta.
"Artinya kita tetap ke depannya broadband, karena broadband itu untuk meng-address isu besar internet lelet, kemudian untuk menyediakan jalan untuk aplikasi yang besar," paparnya lebih lanjut.
Seperti diketahui, pemerintah sudah mencanangkan target mulai pertengahan April hingga akhir 2015 nanti, empat operator seluler sudah bisa mulai melakukan penataan kanal di frekuensi 1.800 MHz agar bisa menempati posisi berdampingan sehingga ideal untuk 4G.
Keempat operator yang dimaksud adalah Telkomsel (22,5 MHz), XL Axiata (22,5 MHz), Indosat (20 MHz), dan Hutchison 3 Indonesia (10 MHz). Secara total, keempatnya juga melayani 180 juta pelanggan di frekuensi itu dengan Telkomsel menjadi yang terbanyak, 90 juta pelanggan.
Dari total 180 juta pelanggan itu, sekitar 30 juta di antaranya merupakan pelanggan yang memang hanya menggunakan ponsel berbasis 2G only. "Bagaimana dengan 30 juta pelanggan 2G (only) yang aktif, bertahap akan dilakukan transisi," kata menteri.
Rudiantara juga memastikan, gangguan layanan akan diminimalisir sekecil mungkin sehingga tidak langsung berdampak nasional dan mengganggu 180 juta pelanggan sekaligus di spektrum tersebut.Next
(rou/ash)