Telkom Bidik Rp 100 Miliar dari Bisnis UKM

Jakarta - Demi melancarkan target membidik omzet Rp 100 miliar dari segmen bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di sepanjang 2014, Telkom akan mendekati 100 sentra UKM dalam rangka menggaet 500 ribu UKM untuk tergabung dalam program Indonesia Digital Entrepreneur (IndiPreneur).

"Kami sepanjang 2013 telah memiliki sekitar 160 ribu UKM yang bergabung dengan mengelola 20 sentra UKM melalui program SME Jakarta Bisa (SJB) di wilayah Jabotabek, Serang, dan Karawang," tulis Direktur Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awaluddin di Jakarta, Selasa (7/1/2013).


IndiPreneur adalah kegiatan untuk membekali para pelaku UKM dengan pengetahuan mengenai implementasi teknologi informasi dan komunikasi dan e-commerce serta memberikan kemampuan untuk menjalankannya. Wadah yang disediakan portal www.smartbisnis.co.id.


Menilik dari suksesnya aksi SJB, lanjut Awal, Telkom menggelar SME Indonesia Bisa (SIB) dimana dibidik ada 100 Sentra UKM berupa Sentra bisnis perdagangan ritel/grosir dan sentra industri di 61 kota Kantor wilayah Telkom (WITEL).


Di 100 Sentra UKM, Telkom akan melakukan modernisasi jaringan menggunakan fiber optik, penyediaan access point Wifi.id, peningkatan kualitas layanan mobile broadband Telkomsel serta penyediaan layanan internet bisnis dengan konsep harga Serba Seribu (Serbu) yang mudah, murah, dan manfaat.


Berbagai layanan add-on dapat dinikmati pelaku UKM, antara lain aplikasi bisnis ERP berbasis cloud computing, Digital Advertising, Mobile advertising, Videotron, serta Device (PC/Laptop/Gadget/Video camera) dengan skema kredit per bulan.


Produk unggulan dalam Business Solution for Community adalah BosToko yaitu aplikasi ERP pengelolaan Toko terpadu yang terdiri dari Point of Sales, pengelolaan stock inventory, pembukuan dan lain-lain dengan biaya penggunaan hanya Rp 100/transaksi.


Ditambahkannya, pada tahun 2014 perseroan menargetkan pendapatan Rp 10 triliun dari direktorat Enterprise and Business Services. Dari target tersebut, segmen enterprise berkontribusi 76%, sedangkan 24% di kontribusi segmen SME yang tumbuh 10% dibanding tahun 2013.


"Belanja modal yang dikelola oleh direktorat Enterprise and Business Services itu pada 2014 sekitar Rp 300 miliar, naik dari 2013 sebesar Rp 225 miliar. Kebanyakan digunakan untuk moderinisasi jaringan pelanggan dan penyediaan CPE," pungkas Awaluddin.


(rou/rou)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!