Football Manager, Game Bola yang 'Berbahaya'

Jakarta - Football Manager memang bukan game biasa, setidaknya bagi para penggemarnya. Mereka yang menyukai game simulasi sepak bola ini umumnya sepakat kalau potensinya bikin kecanduan lumayan berbahaya. Awas saja, kuliah atau kerja terganggu karenanya.

Sejak keluar seri pertamanya, Football Manager 2005 yang keluar tahun 2004 sebagai pecahan Championship Manager, game ini seakan tidak ada matinya. Kini seri terbarunya, Football Manager 2015 telah resmi diluncurkan.


"Fans Football Manager itu seperti anggota sebuah sekte. Tapi sekte itu sangatlah besar dan selalu tumbuh. Bapak yang memainkannya akan memperkenalkannya pada anak mereka, demikian juga kakak pada adiknya," ucap Miles Jacobson, Studio Director Sports Interactive yang mengembangkan Football Manager.


"Football Manager 2013 misalnya, adalah salah satu yang paling sukses, sebanyak 1,2 juta kopinya terjual dan ada lebih dari 10 juta download ilegal," ucapnya, menambahkan bahwa pembajakan game ini cukup marak karena popularitasnya.


Memainkan Football Manager memang mengasyikkan, terutama mereka yang menyukai sepak bola. Pemain seolah-olah menjadi manajer tim sepak bola favoritnya.


Segala tetek bengek pun diurus, layaknya manajer bola sungguhan. Mulai dari melatih pemain, mencari bibit unggul, menangani media, mengantisipasi cedera dan tentu saja mencari strategi yang tepat untuk meraih kemenangan.


Ya, tujuan utama game ini adalah membawa tim sepak bola yang sudah dipilih untuk mencapai kejayaan, entah itu menjuarai kompetisi liga atau piala internasional. Kepuasan besar pun tercapai jika tujuan tersebut menjadi kenyataan.


Maka sudah banyak cerita kuliah terhambat atau pekerjaan terbengkalai gara-gara main Football Manager. Bagi beberapa orang, memainkan game ini memang butuh dedikasi tersendiri. Bagaimana dengan Anda, punya cerita menarik soal game yang satu ini?


(fyk/tyo)