"Waktu kuliah saya senang banget main FM. Bisa sampai tiga hari nggak keluar kamar kecuali ada panggilan alam," tutur Rio, mantan gamer FM yang kini sudah 'tobat'.
"Apa ya, pokoknya suka aja. Kalau sudah menang kompetisi itu kayak seperti candu, pengen lagi, lagi dan lagi. Kalau kalah jadi kesal, pengennya ngulang lagi. Kemudian kalau menemukan bibit unggul terus bisa kita jadikan pemain hebat tuh rasanya puas banget," kata Rio lagi.
Rio mengaku kadang sampai bolos kuliah hanya demi melanjutkan permainan FM. Ia berharap kelakuannya itu tidak ditiru oleh pemain FM yang lain. "Saya kuliah sampai tujuh tahun ya salah satunya gara-gara main game ini. Main sampe subuh pun dijabanin," kata dia.
Memang menurut beberapa pengamat, Football Manager itu bisa bikin ketagihan. Apalagi kalau dasarnya sudah fanatik dengan permainan sepakbola, potensi kecanduan akan lebih tinggi lagi.
"Game ini punya dunia yang benar-benar berjalan sendiri. Apakah kamu menang atau kalah, game akan terus berjalan. Tak ada simpati. Kalau kamu dipecat, game akan tetap berjalan sampai ada seseorang yang mau menyewamu," kata Neil White, salah satu penulis 'Football Manager Stole My Life'.
"Memang mudah jadi ketagihan pada game semacam ini. Memang didesain seperti itu. Mereka adalah pengganggu yang besar. Dan tidak ada batasan waktu untuk memainkannya, tidak seperti film atau acara televisi yang masa tayangnya pasti berakhir," ucap Paula Hall, pakar psikologi.Next
(fyk/ash)