Terdapat tiga negara di Afrika Barat yang saat ini paling terpengaruh oleh penyebaran wabah Ebola dan juga berada di antara negara-negara termiskin di dunia.
Sangat sedikit penduduk di negara ini dapat membaca dan menulis, terdapat sedikit rumah sakit dan dokter, infrasturuktur yang lemah, dan lembaga pemerintahan yang tidak cukup berfungsi.
Meskipun upaya untuk menyebarkan lebih banyak tenaga kesehatan dan membuka pusat pengobatan Ebola baru di negara yang terkena dampak terburuk, World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa disana terdapat lebih dari 3.000 kekurangan tempat tidur di Sierra, Leone, dan Liberia.
Sebagai hasil dari wabah Ebola, WHO telah melaporkan kematian 5.420 jiwa. Mereka mengasumsikan jumlah sebenarnya adalah tiga kali lipat lebih tinggi dan mengekspektasikan bahwa akan ada sebanyak 10.000 kasus wabah Ebola baru per minggu di bulan Desember 2014.
Bulan September lalu, Dewan Keamanan PBB mendeklarasikan wabah virus Ebola di Afrika Barat merupakan sebuah ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi yang mendesak negara-negara anggota PBB untuk menyediakan lebih banyak sumberdaya untuk memerangi wabah tersebut.
WHO menyatakan bahwa biaya untuk memerangi wabah tersebut minimal mencapai USD 1 miliar.
SAP memutuskan untuk menyumbangkan sejumlah donasi dengan total 150.000 euro untuk mendukung dua organisasi amal terkemuka yang bekerja di lahan yang mengandung wabah Ebola, yakni Doctors without Borders dan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies.
Kedua organisasi tersebut disebut sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan mendesak, khususnya dalam hal pengobatan. Mereka telah meningkatkan upaya mereka untuk mempekerjakan pekerja kesehatan, dan mengelola operasi jangka panjang yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran Ebola.
(ash/ash)