Pertengahan 2015, 4G LTE Sudah Bisa di 1.800 MHz

Jakarta - Implementasi mobile broadband 4G LTE di spektrum 1.800 MHz yang tadinya terancam molor setahun dipastikan tak akan terjadi. Pasalnya, Menkominfo Rudiantara telah membuat keputusan untuk mempercepatnya agar bisa segera dinikmati paling cepat pertengahan 2015 nanti.

"Untuk 4G LTE di 1.800 MHz akan kita umumkan kebijakannya Februari nanti. Implementasinya sambil menunggu relokasi, targetnya mudah-mudahan pertengahan tahun 2015 sudah bisa dimulai," ujar Chief RA saat ditemui detikINET di kantor Kementerian Kominfo.


Rudiantara menegaskan, pemanfaatan 1.800 MHz harus segera dimulai agar bisa memenuhi target Indonesia Broadband Plan yang harus rampung di 2019. 4G LTE diakuinya menjadi salah satu faktor paling penting untuk menunjang kesuksesan penyediaan infrastruktur akses pita lebar nirkabel di Indonesia.


"Di 1.800 MHz ini saya sudah komunikasi dengan teman-teman operator. Ada yang minta ditahan dulu satu tahun, saya bilang nggak bisa. Kita ini mengejar program broadband sampai 2019."


"Sebagai mantan operator saya juga mengerti network. Kalau mau cepat ya tidak harus langsung nasional untuk relokasi frekuensi, tapi per pulau saja biar cepat, klusterisasi. Misalnya, Jawa duluan, kemudian menyusul yang lain," papar menteri.


Seperti diketahui saat ini ada empat operator yang bercokol di spektrum frekuensi 1.800 MHz dengan total lebar pita yang tersedia mencapai 75 MHz. Telkomsel menguasai 22,5 MHz, Indosat 20 MHz, XL Axiata 22,5 MHz, dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) 10 MHz.


Namun sayangnya, blok frekuensi itu terpisah-pisah alias tidak contiguous (berdampingan). Itu sebabnya, perlu dilakukan relokasi untuk penataan frekuensi agar bisa berurutan. Ada tiga opsi untuk urutan kanal yang tengah dibahas, yakni opsi pertama XL, Indosat, Telkomsel, Tri. Opsi kedua, XL, Telkomsel, Indosat, Tri. Dan opsi ketiga XL, Tri, Indosat, Telkomsel.


Dari keempatnya, belum ada satupun operator yang mengajukan common proposal untuk penataan kanal ini. Namun, yang paling ngotot ingin segera dibuka adalah XL, dan yang menolak cepat-cepat hanya Telkomsel. Alasannya karena masih ada 90 juta pelanggannya yang menggunakan 2G di 1.800 MHz.


"Selama ini memang yang menjadi isu 2G adalah bagaimana pengalihannya. Kalau tidak bisa langsung semua ya sebagian dulu, itu sebabnya saya putuskan untuk per kluster saja.


"Karena tidak ada yang mengirimkan common proposal ya terpaksa saya saja yang memutuskan. Saya akan fair di sini dan tidak akan korbankan bisnis mereka. Jangan lihat sekarang, tapi jangka panjangnya yang akan luar biasa," pungkas menteri. (rou/ash)