Qwant Incar Pengguna Google yang Kritis

Jakarta - Mungkin hanya perusahaan yang sangat berani saja yang ingin berupaya menyaingi raksasa seperti Google. Inilah yang dilakukan Qwant.

Dari kantornya yang tidak terlalu besar dekat sungai Seine, Prancis, Qwant percaya diri menantang raksasa mesin pencarian Google.


Semula, seperti diceritakan Co-Founder Qwant Eric Leandri, banyak yang menganggap Qwant bodoh dan seharusnya tidak melakukan hal ini. Namun belakangan, diklaimnya mulai banyak yang paham dan mendukung Qwant.


"Bermula dari kemarahan bahwa Google terlalu banyak mengontrol bagaimana kami, warga eropa berselancar di web," sebutnya seperti dilansir The New York Times, Senin (5/1/2015).


Beberapa pembuat keputusan di wilayah eropa tertentu bahkan telah menyerukan untuk 'putus hubungan' dengan Google. Sementara itu, Komisi Eropa yang mewakilI seluruh Uni Eropa, saat ini sedang melakukan investigasi mendalam terhadap perusahaan yang menguasai sekitar 85% pangsa pasar mesin pencarian di Eropa.


"Ada kebutuhan untuk pilihan. Eropa adalah tempat di mana orang berpikir bahwa Google adalah internet," kata Jean Manuel Rozan, mantan penasihat keuangan yang juga turut mendirikan Qwant di 2011.


Memang benar, seperti kebanyakan negara di dunia, Google dan berbagai layanannya termasuk maps, memperlihatkan bagaimana orang-orang Eropa mencari informasi.


Qwant memang hanya punya karyawan kurang dari 50 orang. Namun startup Prancis ini mencoba memanfaatkan momen di mana semakin banyak pengguna internet eropa yang kritis bagaimana mereka dilacak online seperti yang dilakukan Google dan Facebook.


"Kami bisa membangun perusahaan bernilai yang menyajikan hasil pencarian tanpa melacak pengguna dan melanggar privasi mereka," kata Rozan.


(rns/tyo)