Demikian dikatakan Chief Operating Officer Motorola Rick Osterloh dalam sebuah wawancara, seperti yang dikutip detikINET dari Forbes, Senin (9/2/2015).
"Setiap tujuh tahun, orang yang ada di puncak pasar selalu tergeser. Dan kita akan memasuki fase di mana orang-orang akan menyadari bahwa mereka tak perlu membayar USD 600 untuk mendapatkan ponsel terbaik," ujar Osterloh.
Dalam wawancara tersebut Osterloh juga secara tidak langsung mengatakan bahwa nasib Samsung akan seperti Nokia dan BlackBerry, yang kehilangan posisi puncaknya dan digeser oleh vendor ponsel lain.
Ia juga mengatakan bahwa selama dimiliki Google, Motorola hanya berfokus di 10 negara Amerika Utara, Eropa, dan Amerika Selatan. Namun setelah jadi milik Lenovo, mereka telah hadir di sekitar 50 negara, dan akan terus berekspansi ke 10 sampai 15 negara lain pada tahun 2015 ini.
Selain itu, akuisisi Motorola dari Google seharga USD 2,91 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (USD 1 = Rp 12.000), juga punya efek lain. Salah satunya adalah Lenovo bisa merangsek naik ke posisi 3 di jajaran pangsa pasar ponsel dunia.
Menurut IDC, pangsa pasar smartphone Lenovo sebesar 5,2%, berada di bawah Xiaomi dengan angka sebesar 5,3%. Tapi setelah mengakuisisi Motorola dan pangsa pasarnya digabung, Lenovo menyalip Xiaomi dengan market share 8,7%, hanya kalah dari Samsung dan Apple.
Pada kuartal IV 2014 sendiri, Motorola mengapalkan ponsel sebanyak lebih dari 10 juta unit. Itu meningkat 118% dibanding periode yang sama pada tahun 2013.
(asj/ash)