Menurut Freddy Tulung, Dirjen Komunikasi dan Informasi Publik Kominfo, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 29%. Sedangkan adopsi televisi di Tanah Air sudah di kisaran angka 95%.
"Internet bisa disalahgunakan untuk menyebar fitnah, menjadi sarana perdagangan wanita ilegal, dan pornografi," kata dia dalam rangkaian Pekan Informasi Nasional 2014 di Padang.
Masyarakat Indonesia yang dibebaskan mengakses informasi, dinilai belum sepenuhnya mampu memilah konten mana yang baik dan mana yang negatif. Sehingga edukasi penggunaan internet perlu terus dilakukan di tengah serbuan informasi.
Era keterbukaan informasi dengan segala dampak positif dan negatifnya juga didukung penetrasi ponsel yang telah mencapai 112% dari jumlah penduduk. Di Jakarta, perbandingan SIM card dengan ponsel menurut Freddy sudah mencapai 3 banding 1.
Sedangkan jumlah smartphone atau ponsel cerdas diprediksi sudah menembus angka 84 juta di tahun ini.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga termasuk gandrung menonton televisi. Bahkan anak Indonesia menurut Freddy, adalah penonton televisi dengan intensitas tertinggi di Asia.
"Yaitu mencapai 4,5 jam per hari. Kalau dipotong waktu tidur dan sebagainya, persentase nonton televisi oleh anak ini sangat besar," kata Freddy.
Padahal banyak tayangan televisi yang tidak mendidik. Sehingga dibutuhkan pengawasan untuk menentukan tayangan yang layak ditonton oleh buah hati.
Freddy mengharapkan, tayangan edukasi di televisi kian bertambah dan bisa dibuat semenarik mungkin. Sehingga juga banyak ditonton dan memberikan dampak positif. (fyk/ash)