"Akses informasi masyarakat pada saat ini sangat tinggi. Tapi konten edukasi atau pemberdayaan masyarakat masih sangat minim," kata Freddy Tulung, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo dalam rangkaian acara Pekan Informasi Nasional 2014 di Padang, Jumat (23/5/2014).
Menurut dia, penetrasi internet saat ini mencapai persentase 29% dari jumlah penduduk Indonesia. Revolusi informasi pun terjadi di mana segala macam konten dan layanan dengan mudah didapatkan di dunia maya. Namun manfaat internet belum terasa optimal.
Contohnya saja Indonesia termasuk pengakses media sosial seperti Facebook atau Twitter dengan intensitas sangat tinggi. Tapi kebanyakan digunakan untuk hal-hal kurang produktif.
"Mayoritas penggunaan media sosial itu masih digunakan untuk komunikasi yang bersifat konsumtif, hedonis, narsis dan sebagainya," tambah Freddy.
Menurut Freddy, melimpahnya akses informasi masyarakat di Indonesia memang belum dibarengi dengan konten berkualitas. Dan sebagian warga juga belum mampu menyeleksi konten mana yang baik dan mana yang buruk.
"Dalam demokrasi masyarakat itu dianggap bisa melakukan self cencorship sendiri, dianggap mampu menyeleksi yang baik atau tidak," tambah dia. Padahal kenyataannya belum seideal itu, setidaknya untuk saat ini".
"Contohnya akses pornografi di Indonesia itu termasuk tinggi, malah saya dengar pernah nomor dua di dunia," tutur Freddy.
Karena itu, masih diperlukan edukasi masyarakat untuk mengoptimalkan manfaat internet dan membentengi dari konten negatif. Kalangan pemerintahan pun diharapkan berkontribusi nyata, contohnya bagian humas.
"Humas pemerintah jangan hanya untuk pencitraan bupati, menteri dan lain-lain, tapi bisa juga menjadi cyber teacher untuk mencerdaskan bangsa," terang dia. (fyk/ash)