Dua perusahaan di dalam negeri, yakni PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) dan PT Tata Sarana Mandiri (TSM) memproduksi ponsel ini lebih awal. PTSN bergerak dari sisi manufaktur dan TSM untuk desain.
Direktur TSM Sam Ali mengatakan ponsel ini didesain khusus oleh putra putri Indonesia. Pihaknya bekerjasama dengan Pusat Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pusat Unggulan Inovasi BWA ITB.
"Kita kan kerjasama dengan pusat mikroelektronika ITB dan pusat unggulan inovasi di ITB," ujarnya, di Batam, Senin (7/7/2014)
Para putra-putri Indonesia ini menggarap kustomisasi perangkat lunak (software), operating system (OS), desain user interface, desain produk, hingga desain tata letak sirkuit (PCB). Sam menyebutkan hal itu sudah sebagian besar dari smartphone 4G.
Untuk OS memang ada kerjasama dengan salah satu perusahaan di Tiongkok. Sebab ponsel ini menggunakan OS Android yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. Mengingat nilai teknologi yang sangat mahal.
"Untuk development OS memang masih dari luar negeri. Karena masih rumit dan mahal untuk teknologinya dibawa ke Indonesia. Sebenarnya bisa dilakukan ke depannya, tapi akan bertahap," jelasnya
Sebagai informasi, PT TSM sudah ada sejak tahun 2003 yang fokus pada layanan mobile solution, mobile payment, serta produk hardware & software inovatif lainnya. TSM juga berkerja sama dengan sister company IDEA International Development Ltd Hong Kong.
Selain konektivitas 4G, ponsel bernama Ivo itu didukung oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 400 quad core dengan dapur pacu 1.2 GHz, RAM 1 GB, Storage 8 GB, kamera 8 MP, dan dual sim card yang didesain khusus untuk kebutuhan Indonesia.
Smartphone 4G ini juga dapat bekerja pada berbagai frekuensi LTE lain seperti 1.800Mhz, 2.300Mhz, 2.600Mhz, termasuk frekuensi data 3G dan 2G, sehingga dapat beroperasi di berbagai negara. (mkl/tyo)