Hal itulah yang tengah jadi perbincangan. Ruang banner yang ada dalam sebuah website mulai dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggungjawab untuk mem-posting situs pornografi, judi taruhan, hingga yang paling terbaru adalah kampanye hitam pilpres.
Bisa dibilang ruang banner tersebut adalah lokasi terbuka yang memang disiapkan untuk ditempati oleh iklan yang disodorkan Google. Namun dengan metode tertentu, ruang tersebut ternyata dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pihak lain.
Sebuah ancaman yang bersumber dari adnxs.com dengan sebutan Fra1.ib.adnxs.com disebut memungkinkan hal tersebut. Ancaman ini awalnya menyebar ke komputer pengguna berbarengan dengan instalasi sebuah aplikasi. Biasanya yang ditunggangi oleh Fra1.ib.adnxs.com adalah aplikasi-aplikasi berbau utility seperti toolbar.
Setelah terinfeksi, setiap kali pengguna mengakses sebuah website, maka pada bagian banner iklan yang keluar bukanlah iklan yang seharusnya yang disodorkan Google, melainkan iklan yang berasal dari adnxs.com, atau juga dapat berbentuk pop-up. Isinya tentu saja tak dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu yang hangat diperbincangkan adalah banner kampanye hitam yang menyasar capres Prabowo-Hatta yang muncul di beberapa website populer di Indonesia. Tak seperti adsense yang bisa dilacak pemasangnya, banner iklan yang disuguhkan oleh adnxs.com memang tak mudah diketahui sumbernya.
Pun demikian, sebenarnya apapun yang diperlihatkan oleh adnxs.com tak sepenuhnya mengganggu tergantung pengguna yang melihatnya.
Meski sadar telah terinfeksi, kebanyakan pengguna biasanya hanya mengganggap baner iklan tak resmi tersebut sebagai angin lalu. Namun bagi pengguna internet awam, ada juga yang menganggap jika banner itu dibuat oleh si pemilik situs.
(yud/ash)