"Awalnya ikut-ikutan bikin blog. Hobi saya kan ngedit-ngedit gambar parodi pakai photoshop. Dulu cuma iseng buat dinikmati sendiri. Saya pikir gak ada salahnya diposting di blog. Saya tambahkan juga pakai cerita-cerita. Gak taunya banyak yang tertarik," kisah Arham di acara Ngabubur-IT ICt Watch di Kendari.
Semakin lama, Arham semakin keranjingan ngeblog. Dari komentar-komentar para pembacanya, mulai banyak yang mendorong tulisannya untuk dijadikan buku.
Dibantu seorang teman yang berpengalaman menerbitkan buku pertamanya 'Jakarta Underkompor' secara indie, Arham pun memberanikan diri mencetak bukunya. Dijual online, bukunya dicetak secara terbatas karena semula hanya diniatkan untuk ara pembaca blog-nya saja.
"Ternyata tidak lama dari sana, saya dihubungi penerbit Gramedia. Mereka tertarik untuk menerbitkan. Wah, rasanya senang sekali dapat tawaran itu," kenangnya.
Arham menyadari, ngeblog bukan saja cara yang baik untuk menjadi penulis yang lebih baik, tapi juga bisa menjadi jalan tercepat untuk menjadi penulis.
"Dan buku saya itu sempat best seller. Itu adalah prestasi terbesar saya. Ada begitu banyak penulis berpotensi di luar sana berusaha menembus penerbit. Saya yang dari daerah, hanya iseng awalnya ditawari," ujar Arham merendah.
Sukses dengan buku pertama, Arham pun menjadi ketagihan membuat buku kedua berjudul Dumba-dumba Gletter masih dengan bergenre komedi remaja. Buku ketiganya berjudul Kopistarbuk pun bersiap meluncur. Sukses terus!
(rns/yud)