"Potensial market sangat besar, namun memang belum mature. Kami optimis, karena saat ini lebih banyak pengguna handphone ketimbang PC. Dan orang rela mengeluarkan dana untuk data di handphone, itulah potensi mobile advertising," ujar Vice President Digital Advertising Telkomsel, Haryanti Ladwijaja, di Jakarta.
Fay, begitu panggilan akrabnya, memang masih mengakui bahwa layanan iklan digital masih terbilang kurus untuk memberikan kontribusi bagi total keuntungan Telkomsel secara keseluruhan.
"Soal kontribusi masih kita harapkan memberikan sekitar 5% bagi bisnis digital service Telkomsel. Kami optimis, apalagi pertumbuhannya triple digit dibandingkan tahun lalu," tambah mantan petinggi Nokia Indonesia itu.
Sampai saat ini, layanan digital advertising milik Telkomsel sudah memiliki sekitar 50 ribu klien dan akan menembus 100 ribu klien di akhir tahun ini. Sekedar catatan saja, Telkomsel membidik kontribusi 24% dari bisnis digital service dan data dari total target Rp 66 triliun.
Untuk mengejarnya target tersebut, Telkomsel memiliki produk lainnya untuk iklan digital seperti berbasis text dengan SMS dan reward. Pertengahan bulan ini bahkan Telkomsel akan mengeluarkan produk mobile coupon,
"Menurut e-Marketers, nilai pasar iklan digital sudah mencapai Rp 160 miliar di tahun 2014. Pangsa pasar Telkomsel yang sudah 50% akan kami pertahankan dan kami tingkatkan," tambah Fay.
Dia juga optimis Telkomsel bisa terus bersaing di pasar iklan digital, karena memiliki kekuatan untuk bermain di pasar iklan digital seperti jangkauan luas, merek dagang, dan dukungan dari SingTel seperti adanya platform milik Amobee.
(tyo/rou)