"Kami sudah meminta agar Google bekerja sama dengan kami untuk melindungi konsumen dengan menahan detail sampai kami merilis perbaikan," demikian keluhan Chris Betz, Senior Director of Research Microsoft.
Menurut Chris, ancaman sekuriti makin kompleks sehingga perusahaan seperti Google dan Microsoft seharusnya bekerja sama, bukan malah menjatuhkan. "Kami mendorong Google agar menjadikan upaya perlindungan pada konsumen sebagai tujuan bersama," tulisnya dalam blog.
Google membeberkan kelemahan berbagai software dalam program bernama Project Zero. Mereka memberitahu Microsoft sejak bulan Oktober 2014 bahwa ada celah di Windows 8.1. Microsoft meminta Google tak mempublikasikan pada publik sebelum ditambal, tapi itulah yang dilakukan Google sehingga membuat Microsoft marah.
Beberapa pengamat sekuriti pun tidak ketinggalan menyayangkan tindakan Google itu dan membela Microsoft. Soalnya, memperbaiki sebuah bug adalah hal kompleks, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Google telah melakukan kesalahan. Mereka tidak tahu seberapa banyak kode lain harus ditulis ulang untuk menyelesaikan masalah. Semua itu memerlukan waktu untuk memastikan tidak ada hal lain yang terganggu," kata seorang developer yang dikutip detikINET dari BBC, Selasa (13/1/2015).
Tapi ada juga yang membela Google. "Google tidak jahat. Microsoft sepertinya tertidur dan tidak memperbaiki celah keamanan tepat waktu. Kerja yang bagus Google," ucap developer yang lain.
(fyk/ash)