Inggris Ancam 'Haramkan' WhatsApp cs

Jakarta - Pesan terenkripsi sebenarnya mempunyai tujuan baik, yaitu melindungi privasi pengguna dari hacker iseng ataupun mata-mata pemerintah. Namun bisa juga digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab, seperti merencanakan kejahatan tanpa terendus oleh pihak berwajib.

Mungkin itulah alasan Perdana Menteri Inggris David Cameron ingin melarang layanan pengiriman pesan terenkripsi. Hal itu diungkapkan Cameron saat mendiskusikan masalah keamanan terkait kejadian penembakan di kantor Charlie Hebdo.


"Apakah kita akan membolehkan jenis komunikasi yang tak bisa dibaca oleh orang lain? Jawabanku jelas, tidak!" tegas Cameron, seperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Selasa (13/1/2015).


Cameron memang tidak menyebut layanan tertentu dalam diskusi tersebut. Namun kemungkinan yang ia maksud adalah aplikasi semacam WhatsApp, Snapchat, ataupun layanan lain yang mempunyai fitur enkripsi.


Ini bukanlah kali pertama pemerintah ataupun pihak berwajib dipusingkan oleh layanan pesan yang 'digembok'. Federal Bureau of Investigation (FBI) belum lama ini juga menyatakan tak menyukai pesan enkripsi yang dilakukan oleh Apple dan Google.


Menurut mereka, praktik semacam itu seperti menyerahkan segala sesuatunya kepada pengguna. Sesuatu yang bahkan membuat Apple dan Google sendiri tak mampu membacanya ketika diperlukan.


Kembali ke WhatsApp, layanan milik Facebook itu baru-baru ini telah mengeluarkan fitur enkripsi pesan end-to end di aplikasinya. Fitur ini diklaim mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding dengan pesaingnya.Next


(asj/ash)