Memotret Jalanan Havana dengan Kamera Film

Jakarta - Kuartal terakhir 2014 di sebuah persimpangan Havana, Kuba, pria dengan kamera film Leica MP menyusuri jalanan di negara cerutu tersebut. Beberapa kali ia mengokang kamera, mengarahkan pada mobil-mobil kuno yang bersliweran dengan latar kota Havana yang nyentrik.

Lain waktu, ia memicingkan mata ke aktifitas warga kota yang sangat sangat ramah dan tidak terganggu dengan kehadiran orang asing menenteng kamera.


"Akhirnya kesampaian. Saya memang sudah lama cita-cita ingin ke Kuba karena menurut saya Kuba negara yang sangat unik dan menarik," kata Benny Asrul, fotografer penggila kamera film saat berbincang dengan detikINET.


Benny sampai perlu menghabiskan waktu 10 hari tinggal di negeri Che Guevara, saking senangnya. Sebuah kota yang menurutnya sangat orisinil dan berwarna.


"Kesan pertama yang saya lihat, saya berada di era 50, 60an. Seperti masuk dalam mesin waktu. Gedung masih tua, mobil-mobil masih tua semua. Internet hampir tidak ada. Kalaupun ada, susah. Sangat colorfull, sangat orisinil," imbuh fotografer yang berkali-kali meraih penghargaan internasional seperti dari International Photography Awards (IPA) dan Prix de la Photographie Paris (PX3.)


Kendati begitu, WNI yang sehari-hari bekerja di Singapura ini tidak terbuai. Ia tetap disiplin memotret. Tidak asal membidik namun dipikirkan secara matang ide ceritanya.


Lensanya juga tidak gonta-ganti hanya menggunakan satu lensa yakni Summicron 35mm. Sehingga kalau ada yang menarik di kejauhan ia lebih memilih mendekat. Khusus di Kuba, ia mengandalkan film Fujichrome Velvia 50 sebagai media perekamnya.Next


(Ari/rou)