Selama empat bulan penelitian, ditemukan setidaknya 46 ribu akun Twitter yang dimiliki oleh pendukung ISIS. "ISIS telah mengeksploitasi media sosial, terutama Twitter, untuk mengirimkan propaganda dan pesannya," ujar J.M Berger dan Jonathan Morgan, yang melakukan penelitian itu.
ISIS juga disebutkan menggunakan media sosial untuk menarik para anggota baru, dan menginspirasi para pendukungnya untuk melakukan serangan, seperti dikutip detikINET dari New York Times, Selasa (10/3/2015).
Media sosial dibuat untuk menghubungkan setiap orang agar bisa bertukar ide dan informasi. Dan fungsi itulah yang dimanfaatkan oleh grup teroris untuk memperluas jangkauannya melalui Facebook, Twitter, dan YouTube.
Lebih lanjut dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa rata-rata 46 ribu akun Twitter itu mempunyai seribu follower, dan memposting lebih dari 50 tweet per hari.
Tentu Twitter tak tinggal diam melihat hal ini. Mereka mengaku sudah memblokir ribuan akun sejak Oktober 2014. Namun begitu akun yang diduga terkait ISIS itu dihapus, dengan cepat akan muncul akun baru penggantinya.
Terkait dengan isu ini, sebelumnya muncul teror dari pendukung ISIS terhadap karyawan Twitter, yang mengancam akan membunuh sejumlah anak buah Jack Dorsey tersebut. Alasannya jelas, mereka kesal gara-gara akun Twitternya diblokir oleh si empunya jejaring media sosial.
(asj/ash)