"Indonesia adalah pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua di dunia setelah China. Penetrasi kartu kredit pun terbilang masih kecil, sehingga Indonesia sangat cocok untuk BBM Money," ujar Senior Vice President Emerging Solutions of BlackBerry, Matthew Talbot saat berbincang di kantor BlackBerry.
Faktor lainnya, kebiasaan orang Indonesia yang sering memanfaatkan BBM untuk transaksi jual beli. Namun kemudian, pembayaran akan dilakukan secara cash-on-delivery atau lewat transfer ATM. BlackBerry melihat ini sebagai peluang.
"Alasan utama merchant menggandeng BBM adalah karena 80% pengguna smartphone di Indonesia menggunakan BBM, rata-rata 23 menit sehari jika dibandingkan dengan kompetitor," kata Matthew.
BBM Money dirilis pertama kali pada Februari 2013 dengan Indonesia sebagai pilot project. Diklaim jumlah penggunanya terus meningkat, mobile payment hasil kerja sama antara BlackBerry dan Bank Permata tersebut kemudian merambah ke Android dan iPhone awal tahun ini.
Dengan aplikasi ini, pengguna BBM bisa melakukan beragam transaksi mobile payment, termasuk membayar tagihan listrik, membeli pulsa, mengirim uang ke teman di kontak BBM yang juga telah memiliki akun BBM Money dan melakukan pembayaran di merchant online.
Matthew tak menampik layanan BBM Money akan melebarkan sayap ke negara lain selain Indonesia. Namun dia mengaku belum bisa menyebutkan negara mana saja yang akan menjadi target berikutnya. Yang jelas dikatakannya, BBM Money membidik pasar berkembang.
"Implementasi BBM Money di tiap-tiap negara harus melewati persyaratan dan aturan berbeda-beda. Perlu waktu untuk membuat BBM Money merambah negara lain," pungkasnya.
(rns/rou)