Valve secara mengejutkan merilis headset virtual reality pertamanya yang diperkenalkan dalam ajang Game Developers Conference (DGC) 2015.
Headset yang diberi nama Vive itu tak lain merupakan headset virtual reality hasil kolaborasinya dengan produsen ponsel ternama asal Tiongkok, HTC.
Vive memiliki fitur mampu menawarkan high-res, display independen untuk masing-masing mata, dan sasis yang dikemas dengan sensor yang dapat memonitor gerakan pengguna, sehingga dapat direplikasikan di dalam virtual reality.
Karena obsesinya itulah, dalam wawancara terbarunya dengan Kotaku, Valve melontarkan hasratnya untuk melihat virtual reality yang terintegrasi ke dalam semua waralaba mereka.
"Apakah kami akan membuat semua waralaba kami ke dalam virtual reality? Tentu saja," ujar Valve Programmer, Jeep Barnet dikutip detikINET dari Attack of the Fanboy, Sabtu (7/3/2015).
Valve sendiri telah menggunakan beberapa judul gamenya, seperti Half-Life, Portal, Left 4 Dead, DOTA, dan lainnya dengan tujuan ekperimen dan perancangan untuk headset Vive.
Walaupun hal ini tidak berarti kita akan menemui beberapa judl game tadi di virtual reality dalam waktu dekat, namun dengan pernyataan tadi setidaknya Barnet memberi sedikit harapan.
Pernyataan Barnet tadi senada dengan yang diucapkan oleh Chairwoman HTC, Cher Wang. "Kami bekerja sama dengan Half-Life. Dan saya pikir, saya harap, itu akan hadir dalam perangkat Vive," ujar Wang dalam wawancaranya dengan BBC beberapa waktu lalu.
(ash/ash)