Dikatakan oleh Cahaya Purba, salah satu warga RW 16, alasan paling kuat menolak berdirinya BTS ini adalah masalah keamanan karena berdiri tepat di tengah rumah penduduk. Belum lagi masalah negatif dari efek teknologinya.
"Itu kalau ada pergerakan bumi saja sudah bahaya. Karena begitu roboh, maka rumah paling depan ini yang akan ditimpa oleh tiang BTS tersebut," kata Cahaya, saat ditemui detikINET, Rabu (28/1/2015).
Ditambahkan olehnya, alasan lain mereka menolak BTS yang dibangun oleh PT Putra Towerindo Persada (PTP) adalah efek negatif dari menara telekomunikasi ini. Seperti radiasi yang mungkin saja terjadi.
"Kita tidak pernah tahu efek negatif teknologi BTS ini dalam radius 5 kilometer. Padahal, selama ini kita tidak pernah diberi tahu sebelumnya,"ujarnya berapi-api.
Alasan terakhir, adalah BTS tersebut dibangun di atas lahan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos). Polemik semakin meruncing, ketika PT PTP merasa sudah mendapatkan izin ke developer Harapan Indah, PT Hasana Damai Putra.
Ditambahkan oleh Hendro Tri Rachmadi, warga lainnya, ketika hal tersebut dikonfirmasi ke pihak pengembang, mereka mengaku sudah mendapatkan izin ke pihak RW 16.Next
(tyo/ash)