Cara memesan taksi melalui aplikasi besutan startup asal Amerika Serikat ini memang kurang lebih adalah cikal bakal konsep kota pintar. Selain memudahkan, sistem Uber juga efisien untuk penduduk kota sibuk seperti Jakarta.
"Kami semangat sekali dengan konsep kota pintar. Ketika berpikir tentang kota pintar, bagi kami itu berarti warga dan pemerintah menggunakan data untuk setiap keputusan lebih baik. Keputusan lebih baik berarti tidak menghabiskan banyak waktu, efisien dan lebih nyaman," kata Regional General Manager Uber Michael Brown saat berbincang di Ritz Carlton, Jakarta.
Dia memberikan contoh, perusahaannya bekerjasama dengan pemerintah kota Boston di Amerika Serikat, untuk menyediakan data. Dengan demikian, Boston bisa punya perencanaan kota yang lebih baik.
Dengan memiliki banyak pengguna dan punya mitra perusahaan sewa mobil, dikatakan Brown perusahaannya pun turut memantau dan mengetahui kondisi lalu lintas. Uber pun menyediakan informasi bermanfaat bagi pemerintah yang menggandengnya.
"Jadi pemerintah bisa membangun kota pintar untuk perencanaan urban yang lebih baik, konstruksi jalan yang lebih baik, dan lain-lain. Kami pun mencari kesempatan itu di Indonesia, dan kami akan sangat senang jika bisa melakukannya," tutupnya.
(rns/ash)
