Maksudnya jadul di sini adalah feature phone yang benar-benar edisi lawas. Yang masih punya layar monokrom dan ringtone yang masih monoponik. Ponsel jenis ini umumnya dulu cuma bisa dipakai untuk telepon dan SMS saja.
Tapi justru karena keterbatasan itu feature phone dipilih. Tentu bukan perkara mudah melacak ponsel jenis ini, kalaupun bisa itu harus melalui jalur seluler yang biasanya butuh izin berbelit untuk mengaksesnya. Pun meski pihak berwajib punya kewenangan, tetap saja mencari ponsel ini terbilang merepotkan.
Bandingkan dengan smartphone yang punya segudang konektivitas. Alhasil ponsel sekarang memang lebih mudah dilacak melalui sinyal GPS, WiFi, data seluler, maupun jaringan voice. Ditambah lagi, juga banyak celah yang bisa dimanfaatkan pada OS yang digunakan, terutama untuk memata-matai si pengguna.
Salah satu yang mengakui ketangguhan feature phone jadul adalah seorang bandar narkoba di Inggris. Ia menggunakan ponsel jadul Nokia 8210. Menurutnya, ponsel mungil ini adalah yang terbaik buat bandit-bandit sekelasnya. Karena selain sulit dilacak, baterainya juga bisa bertahan sangat lama hingga berhari-hari. Sehingga sesuai baginya yang kerap berpindah-pindah tempat.
“Aku punya tiga Nokia 8210 ponsel dan telah sangat bisa dipercaya, tidak seperti iPhone dan ponsel terbaru saat ini, yang polisi bisa dengan mudah (gunakan untuk) mencari tahu di mana Anda berada. Apalagi FBI sekarang juga bisa menggunakan WiFi dan Bluetooth untuk mendapatkan informasi dari telepon, yang membuat penyadapan ponsel jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya,” ujar pengedar narkoba yang punya insial K2, seperti detikINET dari Phone Arena, Jumat (30/1/2015).
(yud/ash)