Perangi Cyber Crime, Indonesia Butuh Ribuan Pasukan

Bandung - Kejahatan online kian merajalela. Dibutuhkan pengamanan yang mumpuni agar akses internet di Indonesia tetap aman. Untuk itu Indonesia dinilai perlu menyiapkan ribuan ahli TI yang tergabung dalam pasukan cyber untuk memonitoring pergerakan dunia maya di Indonesia.

Demikian pandangan yang diutarakan Chairman Sharing Vision Dimitri Mahayana yang juga Dosen STEI ITB, dalam jumpa pers usai Seminar Nasional Indonesia Cyber Crime Summit (ICCS) di Aula Timur ITB, Kamis (9/10/2014).


"Indonesia perlu punya pasukan cyber yang dibangun dari Polri, TNI maupun didukung elemen lain. Setidaknya 7.000 ribu orang yang ahli di bidang IT," ujarnya.


Menurut Dimitri, jalur internet yang ada saat ini sudah terlalu bebas. "Jalur masuk internet seharusnya dibatasi dan dimonitor. Kalau tidak diatur akan kacau," ungkapnya.


Berdasarkan pengamatan riset selama bertahun-tahun, menurut Dimitri, cyber crime di Indonesia jika tidak ada ketegasan dari presiden akan semakin sulit ditanggulangi.


"Persoalannya kehidupan orang indonesia ini sudah tertransformasi ke dunia maya. Semua data-data di sosial media dan segala macam yang pegang orang luar negeri. Kita harus punya pasuka cyber yang dipimpin langsung oleh RI-1," tegasnya.


(avi/rou)