"Setelah kita cek, ternyata handset yang hanya berjalan di 1.900 Mhz jumlahnya sangat kecil, hanya 5.000. Itu pun adalah pelanggan lama sekali warisan dari Fren (Mobile-8) sebelum digabung," kata Head of Brand & Marcomm Smartfren Roberto Saputra kepada detikINET dalam acara media di Hong Kong.
Memang sudah cukup lama, seperti yang dikatakan oleh Roberto, Smartfren memberikan handset yang berjalan di dua spektrum frekuensi, yakni 1.900 Mhz dan 850 Mhz.
Saat ini jumlah pelanggan seluler CDMA yang dilayani oleh Smartfren sudah lebih dari 12 juta, dengan presentase yang tak terlalu besar itu, tentu saja seharusnya Smartfren mudah untuk melakukan migrasi secepatnya.
"Bisa saja sebelum deadline 2 tahun (sampai tahun 2016) yang ditargetkan oleh Kominfo. Tapi kan gini, saat pindah kita inginnya tetap berhati-hati," sebut Roberto.
Seperti diketahui, Smartfren akan melakukan perombakan bisnis besar-besaran sejak kedua spektrum frekuensinya bergeser. Di 1.900 MHz, frekuensi yang tadinya 7,5 MHz akan jadi 30 MHz setelah berpindah ke 2,3 GHz mulai 2015 mendatang.
Sementara di 800 MHz, frekuensinya akan digabungkan dengan bekas Esia milik Bakrie Telecom setelah lebih dulu dipulangkan ke Kementerian Kominfo. Nantinya, Smartfren-Esia ini akan punya lebar pita 11 MHz di spektrum 800 MHz.Next
(tyo/ash)