Revolusi IT Menjadi Status Quo dan Absurd

Jakarta - Kemajuan Informasi Teknologi (IT) telah melahirkan diseminasi teknologi maju. Media sosial (medsos), yang merupakan derivat dari Web 2.0, telah mengubah cara pandang kita dalam berinteraksi dengan sesama.

Teknologi awan (cloud) telah memberikan ruang data yang sangat besar (big data), sehingga pengolahannya menjadi semakin dipermudah. Smartphone, tablet, dan smartwatch telah membawa interaksi medsos dengan sangat mobile dan real time, menembus batas benua dan samudera.


Dengan kata lain, IT telah merevolusi hidup kita. Namun, sejarah membuktikan bahwa semua revolusi memiliki titik jenuh, dan segera menjadi status quo baru. Bahkan bukannya tidak mungkin menjadi absurd. Bagaimana hal itu terjadi?


Rutinitas Medsos


Kemenangan Barrack Obama di pemilu Amerika Serikat pada 2008 dan 2012, juga kemenangan Joko Widodo pada pemilu Indonesia tahun 2014 ini, telah membuktikan bahwa medsos telah merevolusi dunia politik begitu rupa.


Aktifnya relawan mereka di dunia maya, terutama di medsos, adalah faktor utama yang mengantarkan idola mereka ke posisi tertinggi di negeri masing-masing.


Namun, apa yang terjadi setelah itu? Semua menjadi rutinitas saja. Menanggapi isu politik dan ekonomi melalui medsos sekarang ini bukanlah sesuatu yang luar biasa, namun sesuatu yang sangat normal. Next


(ash/ash)