Menurut Turina Farouk, Vice President Corporate Communication XL, seperti yang dipaparkan oleh Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi bahwa pihaknya tidak dapat memberi tanggapan terhadap Axis secara spesifik.
"Namun yang pasti kita terbuka untuk peluang konsolidasi di industri (telekomunikasi) ini," kata Turina kepada detikINET, Jumat (24/5/2013).
Pun demikian, ia menambahkan jika berbagai peluang tersebut masih dalam tahap kajian yang tengah digodok.
"Banyak yang harus dipertimbangkan, tidak cuma terkait strategi perusahaan, tetapi juga soal posisi keuangan," lanjut Turina.
Sebelumnya, isu rencana pembelian Axiata Group Bhd terhadap Axis Telekom Indonesia konon bakal dilakukan melalui kepanjangan tangannya di Indonesia, XL Axiata.
XL sendiri baru saja melaporkan raihan laba bersih Rp 316 miliar di akhir Maret 2013. Labanya berkurang 52% dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp 667 miliar. Salah satu penyebabnya adalah beban rugi kurs.
Emiten berkode EXCL itu mencatat pertumbuhan pendapatan tipis 2% menjadi Rp 5,05 triliun, yang dipicu oleh kenaikan pendapatan layanan Data sebesar 16%.
Hingga triwulan I 2013, XL telah punya 39.819 BTS, termasuk 13.295 Node B untuk mendukung peningkatan pengalaman menggunakan Data pada para pelanggan.
Adapun jumlah pelanggan hingga kuartal I 2013 sudah menyentuh angka 49,1 juta pelanggan.
Sementara kepemilikan mayoritas Axis dikuasai oleh Saudi Telecom Company (STC). Operator GSM itu meluncurkan layanannya di Indonesia pada April 2008 dan kini telah tersedia di pulau-pulau besar Tanah Air, termasuk Jawa, Bali, Lombok. Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Riau.
Berkantor pusat di Jakarta, Axis merupakan operator seluler 2G dan 3G dan melayani lebih dari 17 juta pelanggan telepon seluler dan didukung oleh lebih dari 800 pegawai.
(ash/eno)