Selain itu, dengan hanya menempelkannya di dahi selama 10 detik, alat ini juga bisa mengukur oximetry dan kadar stres penggunanya. Informasi medis tersebut lantas akan disinkronisasi ke smartphone secara wireless sehingga pengguna bisa langsung melihat hasilnya.
Scout diciptakan oleh perusahaan yang berbasis di Ames Research Center milik NASA di Mountain View California. Seperti dikutip detikINET dari Mashable, Kamis (23/5/2013), mereka merilis purnarupanya 6 bulan lalu dan sejak itu mereka terus melakukan penyempurnaan.
Setelah mengumpulkan dana yang dibutuhkan, piranti ini nantinya akan dirilis dengan banderol harga USD 149. Bentuk alat pemindai itu cukup kompak dengan warna putih, mengingatkan pada tricorder yang dipakai Bones di film Star Trek Into Darkness yang tengah diputar di bioskop.
Sang pendiri dan CEO Scanadu, Walter de Brouwer mengatakan, ide di balik Scout adalah menghadirkan data yang biasanya didapat dari rumah sakit ke rumah dengan cara yang mudah dan terjangkau.
Kini, pihak pembesut melakukan penggalan dana lewat situs IndieGoGo . Piranti kesehatan tersebut diharapkan sudah dikapalkan pada kuartal pertama tahun 2014.
(sha/ash)