Lepas BBM, Ponsel BlackBerry Masih Laku?

Orlando - Masa depan BlackBerry sempat diragukan setelah membebaskan salah satu fitur andalannya untuk dinikmati para pesaingnya. Mampukah produsen asal Kanada ini bertahan?

Banyak yang menyebut BlackBerry telah salah langkah melepas BlackBerry Messenger (BBM) ke iOS dan Android. Namun nyatanya, BlackBerry sendiri masih optimistis ponselnya tetap akan laris manis di pasaran.


"Tentu kami masih optimistis. Meskipun BBM kami buka untuk yang lain, kami juga masih punya fitur andalan seperti flowing hub yang cuma ada di ponsel BlackBerry 10 kami," kata Alec Saunders, Vice President Developer Relations BlackBerry.



"Lagipula, sekarang kami sudah punya lebih dari 120 ribu aplikasi hanya dalam waktu empat bulan. Ini pertumbuhan tercepat dibanding semua kompetitor kami," tuturnya dalam wawancara terbatas di Orlando, AS.


Dalam kesempatan ini, Alec Saunders menjelaskan, user saat ini telah banyak berkomunikasi secara multiplatform, dan BlackBerry juga ingin ikut menyediakan layanan tersebut di platform lainnya meski hingga saat ini ponsel BlackBerry sudah terjual sebanyak 200 juta unit di seluruh dunia.


"Saat ini ada 60 juta pengguna aktif BBM. Dan 51 juta di antaranya saling bertukar pesan dengan temannya paling tidak selama 1,5 jam per hari setiap hari. Dan ada 10 milliar pesan yang terkirim setiap harinya," kata dia.


Seperti diketahui, BlackBerry telah mengumumkan kejutan bahwa aplikasi ВВМ tak lama lagi sudah bisa dinikmati di perangkat berbasis iOS (versi 6 ke atas) dan Android (Ice Cream Sandwich ke atas).


Tepatnya sekitar Juli nanti pengguna handset BlackBerry sudah bisa chatting dengan pengguna handset dengan platform iOS dan Android melalui layanan ВВМ versi beta.


Aplikasi BBM ini akan tersedia gratis di App Store dan Google Play Store. Untuk tahap awal baru fitur Chat dan Group yang bisa dinikmati. Baru pada akhir tahun semua fitur layanan yang ada di BBM bisa dinikmati pada handset iOS dan Android.


Sistem PIN juga akan diterapkan pada handset iOS dan Android meskipun pengguna juga bisa menggunakan alamat email untuk menambah teman (invite friends) di daftar kontaknya.



"Dengan penuh percaya diri kami memutuskan bahwa ini saatnya BBM menjadi platform messaging yang berdiri sendiri," demikian kata Thorsten Heins, CEO BlackBerry saat keynote speech pembukaan BlackBerry Live 2013.


Namun begitu, pasti ada efek samping yang mau tidak mau dirasakan BlackBerry. Yaitu dampaknya pada penjualan handset BlackBerry sendiri. Masih diminati, atau justru bakal ditinggalkan?


Sempat Grogi


Seperti diketahui, BlackBerry berencana melepas enam jenis ponsel dengan platform BlackBerry 10 hingga akhir 2013 nanti. Tiga sudah diperkenalkan, yakni seri Z10, Q10, dan terakhir Q5. Sementara tiga lainnya masih dirahasiakan oleh vendor asal Kanada tersebut.


Untuk seri Z10 telah dijual bebas di Indonesia sejak Maret lalu dengan banderol Rp 6,99 juta. Sementara Q10 baru akan dipasarkan Juni nanti dengan harga Rp 7,5 juta, dan Q5 baru meluncur Agustus dengan banderol Rp 4,2 juta.




Distributor sekelas Teletama Artha Mandiri (TAM) saja yang kini berada di bawah manajemen Erajaya, pun sempat ketar-ketir saat mendengar BBM akan dilepas bebas ke iOS dan Android.


Djatmiko Wardoyo, Direktur Erajaya, sempat khawatir penjualan ponsel BlackBerry akan tergerus penjualan ponsel-ponsel Android yang berharga murah. Misalnya saja ponsel yang dijual dengan harga sekitar Rp 1 jutaan.


"Tapi karena kita pegang 13 brand, selain BlackBerry, ya jadinya sama saja. Kalau ada yang turun (penjualannya), pasti ada yang naik. Kita juga yang menikmati hasilnya," kata pria yang akrab disapa Koko ini saat berbincang santai dengan detikINET.


Setali tiga uang dengan distributor, Indosat selaku mitra operator BlackBerry juga mengaku tidak khawatir dengan dilepasnya fitur BBM ke iOS dan Android.



"Memang tak bisa dipungkiri ini perjudian BlackBerry. Saat bertemu Thorsten, dia sendiri sempat mengaku nerveous (grogi) saat memutuskan untuk melepas BBM. Tapi langkah ini pasti sudah dipikirkan matang-matang karena peluang di pasar messaging juga menggiurkan," kata Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat.


Bagi Indosat, gebrakan ini harus diakui revolusioner dan tetap akan menguntungkan, setidaknya bagi operator. Karena apapun handset yang digunakan pelanggan untuk saling berkirim pesan lewat instant messaging, dampaknya tetap positif terhadap peningkatan penggunaan data seluler operator.


Meski begitu, dari penelusuran detikINET ke sejumlah toko ritel ponsel di Jakarta, harga BlackBerry diakui oleh sejumlah pedagang ponsel langsung drop begitu BBM diumumkan bakal dilepas ke iOS dan Android.


"Sekarang harga BlackBerry terjun bebas. Q10 BM (black market) yang sempat dijual Rp 13 juta sekarang mulai dijual cuma Rp 7 juta. Sedangkan Z10 second paling bagus bisa laku di harga Rp 5 jutaan," ungkap salah seorang pedagang yang tak mau disebut namanya.


(rou/ash)