Tidak disebutkan berapa nilai yang bakal disodorkan. Namun seperti dilansir Bloomberg, kabar ini datang dari tiga orang sumber yang diklaim dekat dengan isu tersebut.
Sumber tersebut menyebutkan, penawaran Axiata Group Bhd konon bakal dilakukan melalui kepanjangan tangannya di Indonesia, XL Axiata.
Kepemilikan Axis saat ini mayoritas dikuasai oleh Saudi Telecom Company (STC). Operator GSM itu meluncurkan layanannya di Indonesia pada April 2008 dan kini telah tersedia di pulau-pulau besar Tanah Air, termasuk Jawa, Bali, Lombok. Sumatra Barat, Sumatera Utara dan Riau.
Berkantor pusat di Jakarta, Axis merupakan operator seluler 2G dan 3G dan melayani lebih dari 17 juta pelanggan telepon seluler dan didukung oleh lebih dari 800 pegawai.
XL sendiri baru saja melaporkan raihan laba bersih Rp 316 miliar di akhir Maret 2013. Labanya berkurang 52% dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp 667 miliar. Salah satu penyebabnya adalah beban rugi kurs.
Emiten berkode EXCL itu mencatat pertumbuhan pendapatan tipis 2% menjadi Rp 5,05 triliun, yang dipicu oleh kenaikan pendapatan layanan Data sebesar 16%.
"Kuartal pertama selalu bersifat musiman (seasonal). Sebagaimana tahun–tahun sebelumnya, XL mengawalinya dengan pencapaian yang agak berat, namun kami selalu berhasil di kuartal-kuartal berikutnya," ujar Hasnul dalam siaran pers.
Hingga triwulan I 2013, XL telah punya 39.819 BTS, termasuk 13.295 Node B untuk mendukung peningkatan pengalaman menggunakan Data pada para pelanggan.
Adapun jumlah pelanggan hingga kuartal I 2013 sudah menyentuh angka 49,1 juta.
(ash/eno)