Pemain Lokal Dihadang Google cs di Bisnis Iklan Digital

Jakarta - Pasar iklan digital di Indonesia baru tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, namun kompetisi sudah sedemikian ketat lantaran medan persaingan sudah dijejali para pemain global.

Telkomsel -- yang ikut meramaikan iklan digital -- mengakui tak hanya bersaing dengan sesama operator. Namun juga raksasa internet dunia yang sudah menyandang nama besar seperti Facebook, Yahoo dan Google.


"Kalau dengan operator kita justru tidak menjadi lawan, tapi malah berkolaborasi. Karena kita bersama-sama mengedukasi agar mau menerima iklan digital ini," kata Head Digital Advertising Group Telkomsel, Adrian Suherman, di Jakarta, Rabu (22/5/2013).


Adrian mengatakan, banyak klien yang tidak melihat produknya bisa diiklankan oleh operator A, B atau C. Namun, mereka melihat sasaran dari iklan tersebut. Memang tak mudah, tapi bisa. Kendati saat ini perusahaan OTT (Over The Top) semisal Google, Facebook, dan lainnya semakin gencar mengekspansi Indonesia.


"Google dan Yahoo sudah membuka kantor di Indonesia. Tak bisa dipungkiri, nama besar yang mengglobal membuat persaingan semakin ketat," kata Adrian.


Walau harus bersaing dengan raksasa internet global, Telkomsel tak takut all out di pasar iklan digital yang diprediksi akan naik 10% hingga tahun 2015 mendatang.


"Karena walaupun mereka perusahaan dunia, tapi perusahaan lokal yang paling mengerti Indonesia," tegasnya, setengah berpromosi.


Telkomsel sendiri sampai tahun lalu setidaknya sudah memiliki 7.000 klien iklan digital, dimana 4.000 klien didapatkan pada tahun 2012. Artinya, awarness terhadap mengirimkan promo langsung ke pelanggan sudah tinggi di kalangan perusahaan.


Telkomsel mengakui keuntungan mereka dari iklan digital belum terlalu besar. Dari revenue Telkomsel tahun lalu yang mencapai Rp 50 triliun, kontribusi iklan digital masih di bawah 5%.


Pada tahun 2012, perputaran uang di bisnis iklan Indonesia mencapai Rp 33 triliun dan diprediksi akan mencapai Rp 51 triliun di tahun 2015, artinya ada pertumbuhan hingga 15%.


"Dari total tersebut, spending di tahun 2012 untuk iklan digital masih kecil, hanya 2%-3% atau sekitar Rp 700 miliar. Diprediksi pada tahun 2015 akan naik menjadi 10% atau sekitar Rp 4 triliunan," tutup Adrian.


(tyo/ash)