Keempat feature phone itu adalah Hammer seri R1, R3, R5, dan R7. Menurut Marketing Director Advan Tjandra Lianto, pihaknya masih akan menambah lima seri feature phone lagi hingga genap menjadi sembilan tipe pada semester pertama 2014 ini.
"Kenapa kami pakai nama Hammer untuk brand baru, karena supaya tidak bias dengan Advan. Advan tetap kami posisikan untuk pasar smartphone, dan Hammer untuk feature phone saja," katanya dalam peluncuran di FX, Jakarta, Senin (24/3/2014).
Pemilihan nama Hammer ini katanya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh tim Advan. Bahkan sejak 2012 lalu izin merek dagangnya telah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM.
"Merek dagangnya keluar pertengahan 2013 lalu dan tidak ada masalah dengan merek lain (misalnya seperti merek Hammer untuk pakaian) karena beda jenis produk," jelas Tjandra.
Untuk ponsel seharga Rp 200 ribuan, feature phone Java keluarga Hammer ini sebenarnya cukup lumayan. Misalnya Hammer R3 yang hadir dengan tujuh pilihan warna, juga sudah dilengkapi dengan dual SIM GSM, Bluetooth, kamera VGA, audio/video player, radio, dan juga TV analog.
Fitur yang ditawarkan juga mirip dengan seri R1, R5, dan R7. Namun bedanya di R7 ini ukuran layarnya lebih besar 2,8 inch dan kameranya lebih unggul dengan ukuran 1,3 MP. Baterainya juga sedikit lebih besar. Jika ketiga sebelumnya hanya 800 mAh, untuk R7 ini 850 mAh.
"Yang kami luncurkan hari ini baru produk perkenalan. Nanti akan kami hadirkan lagi yang lebih variatif. Misalnya ada yang dengan fitur powerbank, baterainya 2000 mAh. Ada juga yang memorinya 32GB," kata Tjandra.
"Jadi feature phone ini bisa sebagai pelengkap smartphone karena baterainya lebih tahan lama. Itu sebabnya kami mengincar pasar di sekitar pinggiran kota yang lebih mementingkan fungsi telekomunikasi dasar dengan kemampuan baterai tahan lama," pungkasnya
(rou/ash)