Jadi Siapa Menkominfo Pilihanmu, Pak Jokowi?

Jakarta - Setelah resmi dilantik jadi presiden, Joko Widodo rencananya akan segera mengumumkan kabinet menteri yang akan membantunya dalam periode lima tahun ke depan, termasuk menteri urusan teknologi informasi komunikasi alias ICT. Jadi siapa Menkominfo pilihanmu, Pak Jokowi?

Untuk menteri yang akan mengawal bidang ICT, Jokowi dan Jusuf Kalla dipastikan telah mengantongi nama-nama yang tepat untuk menjadi Menkominfo periode mendatang. Nama-nama itu di antaranya Gatot S Dewa Broto, Richardus Eko Indrajit, dan Rudiantara.


Namun kabar terbaru menyebutkan, ada satu nama lagi yang hadir jadi kandidat: Rosarita Niken Widiastuti. Siapa dia? Wanita kelahiran Yogyakarta, 30 Oktober 1960 ini merupakan Direktur Utama di Lembaga Penyiarapan Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI).


Dari kabar yang beredar, Niken -- panggilan akrabnya-- ikut dijagokan menjadi kandidat kuat Menkominfo karena posisinya di PDI Perjuangan dan kedekatannya dengan Puan Maharani. Niken kabarnya juga ikut membantu kesuksesan Jokowi hingga berhasil menjadi presiden.


Kabar ini pun langsung mendapat respons dari berbagai kalangan komunitas ICT. Misalnya saja Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) yang sejak awal berharap posisi Menkominfo tak diisi oleh orang partai.


"Kalau bisa jangan orang partai. Karena banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebaiknya menterinya dari kalangan profesional yang mengerti soal industri ini," kata Ketua Umum APJII Sammy A. Pangerapan. Hal yang sama pernah disampaikan Ketua Umum Mastel Setyanto P Sentosa.


Sementara Doni Darwin dari komunitas IndoTelko Forum mengingatkan kepada Jokowi agar menepati janjinya memberikan perhatian lebih terhadap netizen yang telah banyak membantunya hingga saat ini. Itu sebabnya ia berharap, pejabat yang akan menempati kursi Menkominfo haruslah sosok figur yang bisa diterima komunitas telekomunikasi, internet, dan penyiaran. Pasalnya, semua terkait dengan era konvergensi dimana ketiga hal itu menyatu.


"Jokowi sudah menunjukkan paham ekonomi kreatif digital kala bereaksi terhadap tawaran bos Facebook Mark Zuckerberg soal platform e-blusukan. Ini artinya beliau harus mencari orang yang benar-benar bisa diterima ketiga komunitas itu dan internal kementerian yang akan dipimpinnya," jelasnya pada detikINET, Senin (20/10/2014).


Ia juga mengatakan, dari ketiga nama yang semula beredar, menurutnya sudah bisa diterima industri dan komunitas. Hal itu juga bisa dilihat dari reaksi masyarakat di sejumlah media sosial.


"Harusnya Jokowi tinggal memilih dari tiga nama yang sudah masuk final. Jika tiba-tiba ada nama lain, ini artinya ada deal politik, ini bisa melukai perasaan netizen yang sudah berharap banyak dengan Jokowi akan menjadikan broadband economy sebagai salah satu lokomotif pembangunan," tegasnya. (rou/ash)