BBM dan Turun Naik Pengguna Internet

Jakarta - Efek kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata ada sisi positifnya, setidaknya dalam hal penetrasi internet di Indonesia. Walaupun di awal-awal kenaikan ini masyarakat akan syok.

Pendapat tersebut dikemukan oleh Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Semuel Abrijani Pangerapan. Dia mengatakan, jangka pendek dari kenaikan BBM ini adalah penurunan penggunaan internet.


"Sebulan sampai dua bulan ini masyarakat akan lebih selektif dalam mengeluarkan uangnya, mereka tentu saja lebih memilih pengeluaran untuk hal yang lebih produktif," kata Semmy -- panggilan akrabnya -- kepada detikINET, Selasa (18/11/2014).


Akibat dari penggunaan internet yang menurun ini, tentu saja akan berimbas pada average revenue per user (ARPU). Bila sebelum BBM naik ARPU bisa Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu sebulan, Semmy memperkirakan dampak BBM naik akan memangkas ARPU menjadi Rp 150 ribu sebulan.


Dengan turunnya ARPU di masyarakat, Semmy yakin tarif internet justru tidak akan turun. Kendati ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh pada operasional penyelenggara layanan internet.


"Tarif internet naik tidak, karena persaingan industri ini sudah sangat ketat. Jadi, harganya masih akan sama, namun mereka masih menunggu pulihnya masyarakat dari syok tersebut," tambahnya.


BBM naik tapi tarif internet tetap, memicu hal positif di jangka panjang. Karena ketika daya beli masyarakat sudah pulih, sementara infrastruktur sudah bagus, tentu saja tingkat perekonomian akan naik.


"Sekarang pertumbuhan ekonomi kita berkisar 7%, ketika hasil subsidi BBM ini dialihkan untuk hal yang tepat, tentu saja pertumbuhan ekonomi naik, lalu berimbas pada pemakaian internet yang semakin banyak," tandasnya.


(tyo/ash)