Menkominfo Angkat Bicara Soal Kartu 'Sakti' dan e-KTP

Jakarta - Menkominfo Rudiantara turut angkat bicara soal program kartu sakti yang diterbitkan Presiden Joko Widodo. Selain menekankan keuntungannya bagi masyarakat, operator seluler dan perbankan yang turut mengawal program ini juga bisa menarik banyak manfaat.

Dari sisi pemanfaatan teknologi, penggunaan e-wallet melalui SIM Card untuk Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) tersebut diharapkan tak lagi mengalami kebocoran saat pemerintah menyalurkan bantuan non-tunai.


"Diharapkan dengan teknologi ini tidak ada lagi kebocoran, setidaknya mengurangi. Yang tadinya manual di kecamatan, kelurahan, atau di jalur distribusi, sekarang langsung ke orangnya. Karena SIM Card kan langsung attached ke orangnya," papar Chief RA saat berkunjung ke markas detikcom.


Seperti diketahui, uang yang dikelola kartu sakti dalam program Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) ini jumlahnya Rp 6,2 triliun. Ada sekitar 15,5 juta masyarakat kurang mampu yang akan mendapatkan bantuan sekitar Rp 400 ribu dari pemerintah.


Untuk penyalurannya, pemerintah memanfaatkan platform e-Cash dari bank Mandiri dengan dukungan SIM Card dari Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat. Tahap awal, pemerintah menyiapkan satu juta kartu telepon seluler. Telkomsel rencananya menyediakan 550 ribu kartu, Indosat sekitar 450 ribu kartu, dan XL Axiata untuk warga di Pulau Jawa.


Kartu telepon tersebut bakal aktif selama lima tahun untuk menyalurkan bantuan non-tunai. Bantuan itu akan masuk ke rekening Mandiri e-Cash. Begitu bantuan non-tunai masuk, warga dapat menukarkannya menjadi uang tunai di kantor Pos terdekat atau agen penukaran yang telah ditunjuk.


"Saya sudah bicara dengan teman-teman di operator dan perbankan, ini banyak manfaatnya bagi mereka. Karena kalau mereka kreatif, mereka bisa bikin database. Jadi katakanlah 15,5 juta orang itu real, walaupun ARPU (average revenue per user)-nya rendah, biar bagaimanapun kalau dilakukan data mining di situ luar biasa, dari sisi profiling," ujar menteri.Next


(rou/tyo)