Bos Indosat Akui Ponsel 4G Cepat Rusak

Jakarta - Jaringan 4G LTE, di satu sisi menawarkan kecepatan akses internet yang luar biasa cepat untuk mobile broadband. Namun di sisi lain, jaringan ini ternyata juga bisa bikin ponsel cepat rusak. Hal ini dialami oleh para petinggi Indosat yang tengah menggelar uji coba terbatas.

Dalam bincang-bincang antara detikINET dengan dua direktur Indosat, Joy Wahyudi dan Fadzri Sentosa di gedung Indosat, Kamis (20/11/2014), masalah tentang ponsel 4G yang cepat rusak pun terkuak di sela pembicaraan soal trial 4G yang hanya terbatas meski secara infrastruktur Indosat sudah siap di 23 kota.


"Kalau di 23 kota namanya launching, tapi ini kan baru trial jadi hanya terbatas di gedung Indosat saja. Nanti kalau sudah komersial di 900 MHz dan 1.800 MHz ditata ulang, baru kita pakai 10 MHz dan 5 MHz di kedua spektrum itu. Kenapa di 1.800 MHz tidak 15 MHz saja agar total jadi 25 MHz, karena masih ada 2G yang harus dilayani," jelas Joy.


Joy setuju dengan desakan komitmen perihal ekosistem 4G. Pasalnya, seperti diakuinya, ponsel yang ada saat ini belum mampu untuk menangani hand over alias perpindahan jaringan antara 4G, 3G, dan 2G. "Sudah pernah dicoba sama orang Indosat, waktu pakai LG G3, ponselnya rusak karena hand over-nya masih belum bagus, dari LTE drop ke 3G dan ke 2G," sesalnya.


Menurutnya, hand over bisa jadi karena dari sisi komposisi jaringan, 2G memang masih jaringan terkuat karena infrastrukturnya paling banyak dibandingkan 3G, apalagi 4G yang baru seumur jagung.


"Indonesia jelas beda dengan Korea yang sudah LTE semua jaringannya. Di sana hand-over bukan masalah. Sementara kita masih punya tiga layer network yang harus dijaga," masih kata Joy.


"Jadi memang kita harus menunggu ekosistem siap. Suatu saat, 2G itu harus dimatiin karena itu sinyal terkuat akan drop ke situ terus. Jadi tergantung ekosistem. Kalau sudah ada yang lain juga ngikut. Yang penting network 2G-nya bisa dimatikan apa tidak," lanjutnya.


Baik Joy maupun Fadzri tak tahu pasti jumlah pelanggan Indosat yang masih menggunakan ponsel 2G only. Namun diperkirakan, dari sekitar 60 juta yang dilayani saat ini, sekitar 70% lebih masih menggunakan layanan 2G.


"Di Indosat saya belum tahu pasti datanya, tapi di tempat lama (XL Axiata), sekitar 20%-30% dari 70% itu masih pakai 2G only," kata Joy yang sebelumnya lama menjabat sebagai direktur di XL.


(rou/tyo)