Fofografer Kawakan pun Gugup Saat Motret Supermoon

Jakarta - Jam terbang tampaknya tidak cukup bagi Darrin Zammit Lupi untuk meredam rasa gugup. Yakni saat ia hendak memotret supermoon beberapa waktu lalu di Malta, negara kepulauan di selatan Italia.

Penyebabnya bukan masalah kemampuan memotret melainkan karena penghitungan koordinat dan waktu yang kemungkinan meleset.


"Saat waktunya semakin dekat, saya merasa gugup. Bagaimana jika aplikasi yang saya gunakan tidak benar dan perhitungannya kacau? (Untuk mengusir rasa gugup) saya bercanda kalau waktunya supermoon, saya bisa berubah menjadi manusia serigala," kelakar Darrin Zammit Lupi seperti dilansir Reuters sambil menyebut namanya 'Lupi' yang berarti serigala dalam bahasa Italia.


Aplikasi yang dimaksud Darrin Zammit yakni penghitungan kedudukan bulan, matahari dan bumi di iPhone.


Dengan aplikasi tersebut, Darrin Zammit dapat mencari posisi dan waktu yang tepat untuk urusan supermoon. Juga titik koordinat (lokasi) yang baik untuk memotret supermoon pada ukuran bulan paling besar.


"Aku menghabiskan waktu yang lama meneliti lokasi dan spot yang tepat untuk mendapatkan gambaran yang dramatis. Akhirnya saya memilih Katedral ikonik di Mdina, ibukota kuno Malta," kata Darrin.


"Aplikasi di iPhone membantu saya mencari kapan posisi bulan akan muncul di antara menara gereja, juga membantu waktu, kapan dan dimana posisi terbaik memotret," imbuh fotografer yang sempat meliput konflik di Libya, Kosovo dan perpecahan di Yugoslavia awal 90-an tersebut.Next


(Ari/ash)