5 Industri yang Paling Diincar Dedemit Maya

Jakarta - Ancaman kejahatan di dunia maya alias cybercrime memang tak bisa dilepaskan dari motif ekonomi. Itu sebabnya, serangan biasanya dialamatkan kepada sektor industri yang tinggi perputaran uangnya.

Menurut FireEye, perusahaan solusi keamanan teknologi, ada lima sektor industri yang menjadi target utama sasaran para dedemit maya, yakni sektor jasa/consulting/VAR (19,8%), pemerintahan (13,5%), teknologi tinggi (13%), hiburan/media/hospitality (10,2%), dan telekomunikasi (9,2%).


"Sektor telekomunikasi relatif lebih rendah ancamannya karena secara industri teknologinya sudah mature. Meski demikian, ancaman tetap terus ada," kata Terrance Tangit, Regional Director FireEye Indonesia, Vietnam & SEA New Markets di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (19/8/2014).


Sialnya, lima sektor industri yang menjadi target serangan cyber itu juga paling banyak berasal dari kawasan di negara Asia Pasifik dan Jepang, termasuk Indonesia.


Menurut laporan tentang ancaman cyber yang dikumpulkan FireEye Security Platform selama enam bulan terakhir, kawasan Asia Pasifik dan Jepang lebih berpotensi mendapat serangan 35% lebih tinggi dibandingkan global.


"Kawasan Asia Pasifik lebih sering diserang oleh berbagai APT (advanced persistent threat) dibanding rata-rata global. Ada sekitar 246 APT yang tersebar di dunia," kata Bryce Boland, Vice President & Chief Technology Officer FireEye Asia Pacific.


APT ini salah satunya malware Ghost Rat dan DarkComet yang banyak tersedia gratis secara online dan digunakan untuk crimeware dengan aktivitas seperti mencuri kredensial bank dan kontribusi untuk volume serangan tinggi di banyak negara.


FireEye juga mengungkap bahwa di kawasan Asean, Singapura dan Thailand berada di bawah rata-rata regional, yaitu 41% dan 39% secara berurutan. Negara lainnya seperti Indonesia dan Malaysia mendapatkan lebih sedikit ancaman terhadap bahaya serangan. Akan tetapi, ancaman ini tetap di atas rata-rata global yakni 35%.


(rou/ash)