Cerita Abid, Si Sopir Taksi Uber

Jakarta - "Selamat siang, mas. Maaf sudah menunggu lama." Demikian sapa Abid ramah kepada detikINET, ketika baru masuk mobil sewaan dari aplikasi Uber.

Abid -- pria asal Sukabumi ini -- memang baru sehari menjadi pengemudi taksi ala Uber. Siang itu, dia mengaku telah mengantarkan empat penumpang -- termasuk detikINET -- ke berbagai kawasan bisnis seperti di Sudirman dan Senayan.


Dia bercerita bahwa sebelum menjadi sopir taksi Uber, dirinya adalah sopir pribadi seorang dokter. Namun, karena jam kerja yang tak tentu, dia memilih untuk mengundurkan diri.


"Awal jadi sopir ini karena diajak teman. Saya pikir mau dijadikan sopir rental mobil. Tahunya, jadi sopir Uber gini. Gak masalah sih," katanya, saat mengantarkan detikINET ke arah Ragunan.


Abid mengungkapkan bahwa tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi sopir taksi Uber. Apalagi dia secara tanggung jawab, memang langsung ke pihak rental mobilnya.


Berbeda dengan mobil taksi atau mobil rental pada umumnya. Terdapat perangkat iPhone di dashboard yang berfungsi sebagai penerima order dan argo untuk penumpang. Soal ini dia mendapatkan pelatihan tersendiri.


"Di-training dahulu di Pacifik Place. Gak lama kok cuma sehari, lagian cara menggunakannya mudah," katanya.


Karena masih tergolong baru, dia mengatakan bahwa soal gaji masih terbilang masih dalam tahap uji coba selama sebulan. Namun yang jelas, tak pihak rental tak menggunakan sistem setoran tapi gaji bulanan.


Lantas, berapa gaji Abid? Karena masih status percobaan, gajinya Rp 100 ribu per 12 jam. Tanpa tambahan uang makan, namun bensin ditanggung pemilik mobil.


(tyo/ash)