Hal ini disampaikan oleh Direktur Marketing & Communication Erajaya Djatmiko Wardoyo. Erajaya sendiri melalui Erafone dan TAM merupakan salah satu distributor resmi BlackBerry di Indonesia.
“Saya malah baru dengar. Kalau Q10 memang belum ada izinnya, sedangkan Z10 kan sudah dilaunching Maret kemarin. Jadi mana mungkin kita belum mendapatkan izin edar," kata Koko, sapaan akrabnya, saat berbincang dengan detikINET , Selasa (21/5/2013).
Koko mengatakan bahwa, Z10 sudah memiliki izin dari Postel Kemenkominfo, sehingga agak janggal bila izin dari Kemendag belum keluar.
"Soal handset itu memang urusannya dari principal (BlackBerry-red), tapi setahu saya kalau sudah ada izin ke Postel kan link-nya ke Kemendag. Ini peristiwa baru pertama kali terjadi," kata Koko keheranan.
Salah satu indikasi bahwa BlackBerry Z10 itu sudah memiliki izin baik dari Kemendag dan Postel adalah sudah dikeluarkannya kartu garansi resmi dari distributor ke konsumen.
Koko pun merasa aneh, karena bagaimana mungkin izin Postel bisa keluar namun izin Kemendag belum ada, namun pihak principal sudah berani melepas Z10 ke pasaran.
Walaupun dia tidak menampik, handset yang sudah mengantongi izin Postel dan belum mengantongi izin kemendag boleh juga disebut barang Black Market juga.
"Tapi tidak mungkin ya, kalau sudah mendapatkan take and approval izin tersebut baru kita bisa mengimpornya lalu kita bayar pajak 10%,” tandasnya.
Sebelumnya, Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Nuz Nuzilia Ishak mengatakan dua jenis BlackBerry tersebut hanya mengantongi izin edar di Malaysia.
"BlackBerry Q10 dan Z10 seharusnya tidak boleh dulu beredar. Hanya baru beredar di Malaysia jadi itu merembes (penyelundupan). Dugaan kami adalah dari Batam," katanya.
Hal senada juga dikatakan Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengakui produk BlackBerry Z10 dan Q10 tak boleh beredar di pasar Indonesia karena belum mengantongi izin edar. Kenyataanya saat ini produk tersebut telah bebas di pasarkan di Indonesia.
"Benar melanggar peraturan beredar barang tersebut," kata Gita.
(tyo/fyk)