Tak tangung-tanggung, dari 60 karyawan yang dimilikinya, Rapidshare merumahkan sedikitnya 45 karyawan atau sekitar 75% dari seluruh tenaga kerja yang mereka miliki. Hal ini terpaksa dilakukan agar situs asal Swiss itu bisa bertahan.
"Sayang sekali kami harus merumahkan sebagian karyawan kami, tapi Rapidshare akan tetap beroperasi dan kami sudah memiliki rencana untuk masa depan kami," kata Kurt Sidler, CEO Rapidshare.
Rapidshare bisa dikatakan memang salah satu situs yang identik dengan konten ilegal. Maka tidak heran, kiprahnya sejak tahun 2002 mulai terjegal dengan undang-undang terkait hak cipta yang diresmikan di Amerika Serikat.
Agar bisa terus eksis kabarnya Rapidshare tengah menyiapkan model bisnis baru, yakni menyediakan layanan komputasi awan khusus untuk para pelaku bisnis. Demikian yang dikutip detikINET dari Gigaom, Selasa (21/5/2013).
(eno/fyk)